524 Sekolah Rusak, Anak-anak Korban Gempa Cianjur Butuh Bantuan Pendidikan
524 Sekolah Rusak, Anak-anak Korban Gempa Cianjur Butuh Bantuan Pendidikan – Hasil penilaian kebutuhan cepat (rapid need assessment/RNA) yang dilaksanakan Tim Tanggap Darurat Plan Indonesia memperoleh, banyak anak yang merasa tertekan dan takut dampak peristiwa gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitude di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti, Selasa (29/11/2022) menjelaskan, banyak anak yang merasa terdesak dan takut karena umumnya anak-anak mengetahui bangunan sekolah mereka runtuh, serta melihat teman-teman mereka tertimpa bangunan yang roboh diguncang gempa. “Akan tetapi, mereka juga menjelaskan motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah dengan bangunan yang lebih aman dan kuat,” ucap Dini dalam keterangan resmi.
524 Sekolah di Cianjur Ditemukan Rusak
Dengan begitu, sekitar 524 sekolah juga ditemukan rusak dengan tidak terlihat adanya tempat belajar sementara. menimbulkan anak-anak kehilangan bahan belajar, seragam sekolah, mainan hingga barang-barang bermanfaat. “Anak-anak kelenyapan bahan belajar, seragam sekolah, mainan dan barang-barang bermanfaat mereka. Mereka juga tidak mempunyai kegiatan untuk dilakukan karena sekolah ditutup dan tidak ada kegiatan belajar membimbing yang diadakan di ruang belajar sementara,” ujar Dini.
RNA juga mendapatkan, anak-anak merasa tidak aman saat tinggal di kamp evakuasi. Tidak adanya perantaraan ruangan antara laki-laki dan perempuan, dengan lampu penerangan yang terbatas, anak-anak dan perempuan rawan mendapatkan kekerasan. Pasalnya, dengan beberapa tenda sebanyak 47 buah, diperkirakan saat ini 800-900 orang tinggal di titik evakuasi. Termasuk belum adanya informasi mengenai mekanisme pelaporan dan penanganan kekerasan yang mudah diakses. Keterbatasan air dan toilet di lokasi bencana juga rawan menumbuhkan gangguan kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak.
Baca juga : Tips Memperoleh Beasiswa Luar Negeri, Calon Mahasiswa Harus Paham!
“Anak-anak mendapati kesulitan mengganti pakaian dalam, bra, dengan menjaga kebersihan menstruasi karena terbatasnya pakaian dalam dan pembalut yang tersedia,” ucap Dini. Dengan begitu, tambah Dini, menjadi lembaga yang berfokus pada perlindungan hak anak dan perbandingan anak perempuan, Plan Indonesia menyarankan dua hal mendesak untuk diberikan kepada warga terdampak gempa, khususnya anak-anak.
Rencana Indonesia Membagikan Bantuan Kepada Warga Terdampak Gempa
Pertama, membagikan bantuan di bidang pendidikan, perlindungan anak, air, sanitasi, dan hygiene (WASH) untuk jangka waktu sampai tiga bulan, menurut kebutuhan-kebutuhan khusus di atas. Kedua, upaya tersebut dilanjutkan ke fase penyembuhan. “Khususnya menumbuhkan sekolah tangguh bencana (resilient school) yang mengandung tiga komponen ialah fasilitas sekolah yang aman, manajemen sekolah yang aman, dan pendidikan kesiapsiagaan dan tangguh bencana,” ucap Dini.
Plan Indonesia juga membagikan dukungan psikososial (psychosocial support) bagi anak-anak terkena gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang saat ini mampu di beberapa tenda pengungsian. Dini menjelaskan, dukungan psikososial telah berlangsung sejak 24 November hingga 2 Desember 2022, khususnya di Kecamatan Cugenang. Sistem yang digunakan Plan dalam hal ini adalah 3L, ialah look, listen, and link. Sejumlah 200 anak yang tinggal berada pengungsian mengikuti kegiatan pendampingan psikososial ini. Untuk menguatkan upaya tersebut, Plan Indonesia juga membimbing mitra lokal, ialah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dengan membagikan pelatihan dukungan psikososial untuk mitra lokal dan para relawan.
Sejak menjatuhkan Tim Tanggap Darurat pada 22 November 2022 di Kabupaten Cianjur, Plan Indonesia juga telah menggapai 1.972 warga terdampak gempa yang berada di tempat pengungsian, dari total 73.874 warga yang dievakuasi. Kedapatan bantuan-bantuan yang telah disalurkan terdiri atas 250 paket menstrual hygiene management (MHM), 100 personal hygiene kit, 350 paket pakaian dalam untuk anak laki-laki dan perempuan, 52 paket mainan anak-anak (CFS), dengan beberapa paket makanan ringan.
“Distribusi bantuan masih terus berlangsung. Untuk mendistribusikan bantuan ini, kami bermitra serta MDMC, termasuk untuk penyediaan gudang logistik sementara dan membagikan dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak gempa,” ucap Dini. Hingga tanggal 28 November 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 323 warga meninggal dunia, 2.071 warga luka-luka, dan 73.874 warga mengungsi, dengan rincian pengungsi laki-laki 33.713 orang dan pengungsi perempuan 40.161 orang. Beberapa pengungsian sebanyak 325 titik yang tersebar di 15 kecamatan. Untuk menampung para pengungsi, sebanyak 47 tenda pengungsian telah dipasang di 26 tempat (desa) oleh BNPB dan Kementerian Sosial (Kemensos).